Rabu, Januari 07, 2009

sakit itu Lapis Legit


Hampir tiga minggu neh aku sakit. Tapi dari 3 minggu itu aku seperti menemukan harta karun yang terkubur j dipelupuk mataku, maksudnye? Ya itu tuh, gajah gede yang ada di pelupuk mata yang ga keliatan, tapi karena sakit, Allah memperlihatkan gajah gede itu ke aku. Gajah gede apa?
Keyakinan bahwa hanya Allah tempat bergantung.Aku sebut ainul yaqin. Keyakinan yang merembes sampai ke atom terkecil dalam ruhku.
Klise ga?
Mungkin
Basi?
Bisa jadi
Tapi kalo dah ngerasain sendiri, wuiiiiiiiiiiiiiiiiiiih Allohu Akbar!!!!
Kalimat Allah itu dekat terasa coklat
Kalimat Allah itu Pengasih terasa selai strawberi
Kalimat Allah itu Maha Penyayang seperti embun, yang nyes, nikmat, dan legit di hati.
Percaya deh, seperti dijamu kue lapis legit yang git, git, giiit
Legit 1: Hutangku beres
Karena merasa dekat dengan kematian, utang yang belum lunas dari kuliah terbayarkan, wuih, kebangetan ya ngutangnya. EEH, jangan salah sangka! Tuh utang kejadiannya ga sengaja. Waktu itu aku ikut masarin buku penerbit yang baru berdiri, editornya temanku. Selang beberapa waktu buku yang ada ditanganku terjual. Ketika mau nyetor, tuh penerbit dah bangkrut, n pergi entah kemana. Bahkan, temen yang editor juga ga dibayar honornya. (Siapa coba yang kebangetan) Akhirnya, uangnnya aku simpen. Nah, dah sekitar 4 tahun ini, aku ga bisa nemuin jejaknya. Ketika sakit, ogah dong kalo masih punya utang. Solusinya, aku hubungi temen yang jadi editor itu, aku tanya, “Sis, dibayar ga sama penerbit anu?”
“Ga tuh, aku juga ilang kontak neh sama semua pegawainya”
“aku ada uang buku mereka neh ?”
“Berapa? takut kelebihan neh”
“Sekian”
“Oh, ya udah, kirim ke rekening aku”
Plong..... bisul empat tahunku pecah sudah kan? Coba kalo aku ga sakit.... Alhamdulillah...
Legit 2: Istigfar meningkat
Karena merasa dekat dengan kematian, selama di rumah sakit, di depanku kerap terputar slide kesalahan, kekhilafan, dan dosa-dosa. Saat itulah, mungkin, Allah menegurku, mengingatkanku, ingin aku kembali, dekat, dekat dengan beristighfar.
Legit 3: kata maaf dan memaafkan menyebar
Karena merasa dekat dengan kematian, aku tak mau ada orang yang memendam dendam. Cheile, kayak penjahat aja, tapi serius lho! Meminta maaf dan memaafkan, benar benar dilakukan,... coba kalo ga sakit....nunggu lebaran kalee
Legit 4: silaturahmi memanjang
Selama di rumah sakit juga banyak yang menjengukku. Saat itu aku merasa banyak saudara yang care. Kasih sayang yang dah basi terasa terajut, terasa lebih bermakna, seakan besok, mungkin kita tak berjumpa lagi, hiks, i love u. bukan bercanda, tapi saat itu ukhuwah terasa lebih barokah, apalagi kalo ada yang memegang keningku sambil berdoa, “allohumma robbanaasi adzhibil bathsa isfi anta syafi laa syifa a illa syifauka syifa alla yughodirusakomaa..” Terima kasih ya Allah, engkau memberikan aku teman, saudara, yang saleh, yang memberiku doa di saat banyak orang yang melupakannya, Yang datang karenaMu.
Legit 5:terasa nikmat dengan rukshah dari Allah
badan yang lemah, nyeri, mual, pusing, lemas,linu, membuatku tidak bisa melaksanakan shalat normal. Apalagi wudhu, kencingpun terasa berat karena ribet dengan infus, kepala yang oleng, dan peringatan sang dokter untuk 'bedres.' (ga boleh turun dari ranjang, neng!) Sebelum seorang sahabat datang, aku berwudhu dengan bertayamum ke tembok. Aku mesti duduk n jongkok dulu tuh di ranjang.Tapi ketika dia datang, dia kasih info bahwa tayamum dengan sprei juga its ok. Alhasil, aku merasa shalat itu mudah, aku bisa tetap menjalankannya. Tayamum dengan mengusapkan kedua tanganku ke sprei yang aku tiduri tanpa bangun sedikitpun, dan shalat sambil berbaring. Begitu Maha Rahimnya Engkau ya Allah, Engkau tidak memberatkanku untuk bertemu dengan Mu. Terimakasih atas rukshah ini.
Legit 6: Aku mendapat tempat bergantung abadi
Anakku masih 3 tahun, selama di RS, aku tidak bisa bertemu dengannya. Suamiku bekerja di Jakarta, dia datang hari Sabtu dan Minggu, sementara hari lainnya tidak bisa, ibuku mengurus anakku, orang-orang yang menjadi tambatan hatiku jauh... Kecuali ayahku (Ditunggui olehnya juga menjadi bukti kasih sayangNya, aku lebih akrab dengan ayahku yang sudah pensiun itu, bisa curhat dan mendengarkan curhatnya {yang selama 27 tahun ini baru terjadi}...hiks his a good father). Yang paling “dalam” pada poin ini adalah ketika aku merasa kesakitan dalam salah satu organ tubuhku, tak ada yang bisa menolongnya, tak ada yang bisa ikut merasakanNya, saat itulah kehendak Allah nyata bagiku, jika Allah menghendaki ada yang akan menolongku maka akan ada, entah itu ayahku atau suamiku tetapi jika Allah tidak menghendaki ada yang menolongku, aku merasakannya dalam kesendirian, dan hanya berucap, subhanallah, walhamdulillah, wa laa ila ha illallah, huwallohu akbar... dalam kedekatan oleh rasa sakit yang menghujam ini, sungguh, hanya engkaulah ya Allah, tempatku bergantung, tempatku, kembali. Saat itulah dalam kesendirian, aku merasa dekat denganNya.
Legit 7: Horeee aku dapat hadiah
Saat kondisi badanku mulai membaik, kepala sudah tidak pusing lagi aku membaca sebuah artikel yang membuatku nangis bombay. Disebutkan dalam artikel itu, bahwa Allah tetap memberikan pahala segala amal yang biasa dilakukan oleh hambaNya yang sedang sakit itu ketika ia sehat. Jika aku biasa shalat dhuha, maka pahala shalat dhuha itu tetap mengalir saat aku sakit, jika aku biasa sedekah maka pahala sedekahku tetap mengalir saat aku sakit, jika aku biasa qiyamullail maka pahala qiyamullailku akan terus mengalir, jika aku biasa tilawah, maka pahala tilawahku akan selalu mangalir, etc. Ya... semacam hadiah kali ya. Eh,Jangan nyangka aku ujub dulu. Dari tadi aku bilang'kan aku nangis bombay, sebab aku sadar dan menyesal tidak banyak amalan yang bisa disebut “biasa aku lakukan”......hiks, penyesalanku besar sekali, sekaligus aku bersyukur dengan penuh pengharapan semoga secuil amalan yang biasa aku lakukan tetap Allah alirkan pahalanya. Dan setelah sehat ini, aku ingin menambah daftar amalan yang biasa aku lakukan,.... semoga Allah mudahkan, semoga Allah ringankan untuk melakukannya.
So, nikmat manakah dari Allah yang bisa kita dustakan, dalam sakitpun, Allah memberikan begitu banyak kasihsayangNya. Ada teman yang tinggal di luar kota sms,” sakit itu adalah azab bagi orang berdosa, dan ujian bagi orang beriman”. Namun, benakku, Allah Maha pemurah, pengampunanNya lebih luas dari langit dan bumi, sakit itu menjadi penggugur dosa bagi pendosa yang bertaubat dan ikhlas dalam sakitNya, dan sakit itu adalah kenaikan derajat takwa bagi orang beriman yang tetap teguh imannya dalam kesakitanNya. Maha Adil Allah, Maha Penyayang Allah, Maha Pemurah Allah...
By: Rinna Rahmawati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar